Monday 3 June 2013

Membangun Merek yang Tak Biasa

Merek yang mempunyai posisi teratas sukses hidup dengan tantangan. Merek-merek itu mengikuti gairah dan mau mengambil risiko terlepas dari penilaian pihak lain.

Richard Branson, yang dikenal karena merek Virgin di lebih dari 360 perusahaan, merupakan sebuah contoh klasik dari sebuah merek yang tidak biasa karena keinginan pimpinannya untuk hidup dengan keras. Lihatlah kerlipan cahaya dalam mata Branson: Ia secara berkelanjutan menciptakan jalur bisnis baru dengan semangat pantang menyerah layaknya seorang petualang.

Atau lihatlah para pendiri Twitter: Biz Stone, Evan Williams, dan Jack Dorsey. Orang-orang awalnya mencemooh gagasan 140 karakter "tweets". Tapi ide mereka telah menghasilkan sebuah platform komunikasi yang benar-benar otentik yang telah dianut di seluruh dunia. Dan orisinalitas itu yang menjadi batu pijakan bagi Twitter.

Jadi apa yang terjadi saat seorang pemimpin tengah hidup dengan keras dan penuh tantangan? Anda mendapatkan sebuah merek yang tidak biasa. Saat sebuah perusahaan
mempunyai merek yang tidak biasa, fokus utama merek tersebut bukanlah keluar (mensiasati persaingan); tetapi lebih terfokus pada isu internal. Hal ini berkenaan dengan merek dengan melakukan hal terbaik yang menginspirasi orang lain dan membuat perubahan.

Inilah dua cara yang dapat Anda lakukan untuk menempa merek agar tidak sekadar menjadi merek biasa biasa.


1. Tetapkan standar yang lebih tinggi dan kemudian hiduplah dengan menerapkan standar itu.

Apa yang dulunya hanya sebuah lamunan dalam praktik bisnis, bekerja dalam parameter tanggung jawab sosial, adalah mulainya sebuah era. Inilah pemikiran penting bagi entrepreneur dan bagi para pemimpin bisnis di masa datang. Di kelulusan Sekolah Bisnis Harvard tahun lalu, lebih dari setengah jumlah siswa yang secara sukarela mengikuti sebuah Sumpah MBA baru yang dirancang oleh para mahasiswa. Sumpah MBA tersebut menyatakan bahwa mahasiswa MBA Harvard akan bertindak secara bertanggung jawab, secara etis, dan tidak mendahulukan "ambisi sempit" mereka dengan mengorbankan pihak lain.

Seberapa menakjubkannyakah itu? Sekelompok orang (yang disebut) elit menyatakan bahwa ketamakan tidak berguna dan menunjukkan gairah untuk menyebarkan pesan baru mereka.

Sejak saat itu, lebih dari 200 sekolah bisnis di seluruh dunia telah menambahkan Sumpah MBA ke dalam upacara pemberian ijazah.

Salah satu dari ketiga penggagas Sumpah ini, Teal Carlock, mengatakan, "Sebagai sebuah kelas, kita mempunyai kesempatan nyata untuk bersatu
dan menetapkan standar sebagai pemimpin bisnis."

Apa yang Anda dapat lakukan- Tantanglah diri Anda sendiri dan tim Anda untuk menetapkan standar yang lebih tinggi dengan menggunakan merek Anda untuk menentukan bagaimana bekerja dalam dunia bisnis masa kini yang memiliki kesadaran sosial. Hal tersebut dapat diartikan sebagai evaluasi ulang visi Anda untuk masa depan atau cara Anda melayani pelanggan. Anda ingin mengirimkan sebuah pesan yang jelas dan kuat tentang pengaruh positif yang dimiliki merek Anda dan akan berlanjut di masa datang.

- Tahapan apakah yang telah anda ciptakan untuk merek Anda? Pemimpin yang visioner menciptakan sebuah platform bagi mereka sendiri dan merek mereka. Apakah riwayat merek dan pesan-pesan marketing selaras dan mendukung apa pun yang platform Anda nyatakan?

2. Tanya dan jawablah pertanyan "Mengapa" Anda.Pakar pemasaran Simon Sinek menantang status quo dan menginspirasi orang lain untuk membuat perubahan di dunia ini. Buku terbaru Sinek berjudul "Start with Why" mempelajari para pemimpin yang memiliki pengaruh besar di dunia. Ia menemukan bahwa mereka semua berpikir, bertindak dan berkomunikasi dengan cara yang sangat mirip- yaitu hal yang sangat berlawanan dengan semua orang. Para pemimpin ini menyatakan dan memahami mengapa organisasi mereka hadir, dan mengapa organisasi mereka melaksanakan apa yang mereka lakukan. Selain itu, para pemimpin hebat ini tidak pernah mencoba untuk memanipulasi atau mengendalikan. Mereka berusaha untuk menginspirasi.

"Mulailah melihat berbagai hal dari sudut pandang yang berbeda dengan menyakan mengapa", saran Sinek. "Perusahaan-perusahaan besar dengan sense mengapa yang kuat memiliki kemampuan untuk menginspirasi orang-orangnya. Pemimpin-pemimpin besar memberikan tujuan atau tantangan bagi orang-orangnya untuk mengembangkan gagasan."

Apa yang bisa Anda lakukan


*Mulai bertanya pada diri sendiri "Mengapa?" Mengapa organisasi saya hadir, mengapa ia mempunyai cara tertentu? Inilah yang disebut sebagai proses transformatif penemuan. Cobalah dan lalu ajaklah tim anda untuk melakukan hal yang sama. Begitu Anda sudah menemukan alasannya terapkan temuan tersebut pada merek Anda. Apakah merek Anda mencerminkan motivasi itu? Jika tidak, sudah saatnya untuk menyelaraskan merek Anda dengan pertanyaan-pertanyan "mengapa" yang Anda miliki.

Di tahun 1921, George Bernard Shaw menulis, "Anda melihat tiga hal, dan aAda berkata, 'Mengapa?' Namun saya bermimpi tentang hal yang sebelumnya tidak pernah ada, dan saya berkata; 'Mengapa tidak?'" Saya menantang Anda semua wirausahawan berjiwa pendobrak untuk menanyakan 2 pertanyaan ini pada diri sendiri: "Mengapa?" dan "Mengapa tidak?"

Inilah waktu untuk meningkatkan kembali gairah demi merek Anda dan bersedia untuk mengambil risiko dan bertahan menghadapi tantangan tersebut--hidup bersama tantangan tersebut-- setiap hari. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat demonstrasi sebuah merek yang hidup dengan keras. Maka, kejarlah!

No comments:

Post a Comment