Banyak perusahaan yang berdiri di
dunia, dari perusahaan kecil, menengah, sampai perusahaan yang besar.
Perusahaan kecil adalah perusahaan yang menjual/menghasilkan barang atau
jasa hanya di daerah perusahaan itu berdiri. Contohnya jika kita
mempunyai perusahaan baju yang berada di Jakarta, baju yang kita jual
hanya dijual di Jakarta saja.
Tidak selamanya perusahaan yang
kecil, besar maupun menegah itu terus berkembang. Banyak salah satu dari
perusahaan tersebut yang gulung tikar (bangkrut), akibat dari
perusahaan itu tidak berkembang. Baik dari segi internal maupun
eksternal. Dari internal misalnya sumberdaya manusia (SDM) yang kurang
baik dalam bekerja, manajemen perusahaan yang buruk dll. Dari segi
eksternal misalkan hutang perusahaan kepada bank yang menumpuk, sehingga
perusahaan tidak sanggup membayar hutangnya pada bank.
Lippo Shop/Dial Mart
Ritel Momentum – Kesalahan Timing Konsumen masih belum siap berbelanja dengan menggunakan media Internet. Konsumen masih senang berbelanja dengan melihat dan merasakan produk yang akan dia beli. Sebagai hasilnya, mereka berhenti beroperasi.
Bisnis DotCom
Internet Momentum – Kesalahan Timing Komposisi pengguna Internet yang kebanyakan berasal dari perkantoran, warnet dan institusi pendidikan dianggap sebagai pengguna yang tidak loyal. Komposisi yang demikian menyebabkan bisnis dot com tidak berkembang. Pasar tidak berkembang, akhirnya banyak perusahaan yang tutup.
Yaohan
Ritel – Lokasi Kurang Tepat Segmen sasaran Yaohan adalah kelas menengah ke atas. Namun ritel ini berada di daerah Pasar Senen yang dikenal rawan kejahatan. Sebagai hasilnya, mereka berhenti beroperasi.
Bouraq
Penerbangan – Kesalahan Distribusi/Route Bouraq lebih fokus pada rute Indonesia Timur. Dengan semakin banyak penerbangan yang muncul, yang juga mengembangkan rute Indonesia Timur, lama kelamaan rute ini semakin padat. Bouraq yang hanya fokus pada rute Indonesia Timur, akhirnya tidak bisa berkembang. Mereka berhenti beroperasi dan rencananya akan dihidupkan kembali dengan investor yang berbeda.
Prity
Sabun – Kesalahan Distribusi Produk ini adalah sabun untuk kalangan menengah atas dan didistribusikan oleh Wings Group. Padahal kekuatan distribusi Wings Group ada di kelas menengah bawah. Akibatnya pasarnya relatif kurang berkembang.
Long Beach
Rokok – Kesalahan Komunikasi Rokok ini dikemas dengan harga yang lebih murah dari Marlboro, namun dalam komunikasinya terkesan kuat untuk pasar atas. Mereka tidak beredar lagi di pasar.
Biuti
Shampoo – Kesalahan Komunikasi Melakukan promosi besar-besaran tanpa didukung dengan finansial yang kuat. Berani menantang Sunsilk, sang pemimpin pasar, milik Unilever, tetapi tidak memiliki diferensiasi dan hanya mengandalkan harga lebih murah. Biuti tidak lagi beredar di pasar.
Super O2
AMDK Beroksigen – Kesalahan Pricing Produk ini dikemas dengan harga yang relatif tinggi, meski selanjutnya harganya turun terus. Namun produk ini bisa jadi menciptakan image kelebihan harga, padahal pasar di kategori ini relatif kecil dan juga banyak produk substitusi. Sebagai akibatnya, pasarnya relatif kurang berkembang.
Avon
Kosmetika – Kesalahan Pricing Meski produk kosmetik ini memiliki kualitas bagus, harganya relatif murah. Sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh kecil. Apalagi pemasarannya menggunakan sistem direct selling yang seharusnya harganya bisa lebih tinggi. Kini Avon tidak lagi beredar di pasar.
Dari ke-9 contoh perusahaan
tersebut, anda dapat menyimpulkan agar perusahaan bisa terus berkembang
di perlukan manajemen yang tepat dalam perusahaan tersebut dan di
perlukan perhitungan yang matang untuk menjual barang dan jasa . Karena
dengan salahnya manajemen dan perhitungan. Maka perusahaan tidak akan
berkembang, bahkan tidak beroperasi lagi atau gulung tikar. (bn)
|
Friday 17 May 2013
10 Merek Lokal Yg Bangkrut Karena Salah Strategi Bisnis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment