Tayen
Syah (42) tahun, asal Jakarta dan Aldrina Dewi Hartono (41) tahun yang
juga asal Jakarta memberikan kesaksian luar biasa bagi kita semua.
Mereka adalah orang tua dari Steven Nurdiansyah (12) yang menderita
Leukemia Akut Myelogenous atau Acute Myelogenous Leukemia (AML) dan
Leukemia Akut Lymphoblastic atau Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL).
READ MORE
Leukemia
Akut Lymphoblastic adalah suatu penyakit yang berakibat fatal, dimana
sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah
menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di
dalam sumsum tulang. Umumnya terjadi pada anak-anak usia di bawah 15
tahun.
Sedangkan Myelogenous Leukemia Akut lebih sering diderita
oleh orang-orang dewasa dibandingkan anak-anak, dan lebih sering pada
pria daripada wanita. AML diobati dengan kemoterapi. Tingkat
kelangsungan hidup lima tahun adalah 40%. Subtipe dari AML meliputi
promyelocytic leukemia akut, leukemia myeloblastic akut, dan leukemia
akut megakaryoblastic.
Kisah Steven Melawan Kanker Leukemia AML & ALL"Gejala
awalnya hanya sakit perut, saya pikir itu sakit perut biasa, ternyata
setelah diperiksa lebih lanjut di beberapa rumah sakit dan laboratorium
di Jakarta, Steven divonis menderita Leukemia," tutur Tayen saat membuka
kisah putranya dalam melawan salah satu penyakit mematikan ini.
Setelah
beberapa hari dirawat di salah satu rumah sakit swasta di bilangan
Jakarta Selatan, kondisi Steven tidak berubah. "Karena penanganan medis
kepada Steven tidak seperti yang kami harapkan, maka saya berembuk sama
keluarga untuk dibawa ke Singapura saja," lanjut Tayen. Setelah sampai
di Singapura, esok harinya Steven langsung dibawa ke salah satu rumah
sakit terkenal dan ditangani segera oleh para dokter ahli
Setelah
melalui pemeriksaan intensif dari tim dokter ahli akhirnya Steven
diketahui mengidap penyakit Leukemia AML dan ALL. "Saya tidak percaya,
ko anak saya sakit leukemia 2 jenis sekaligus, oh Tuhan kenapa mesti
terjadi pada anak saya. Tetapi sejak di Jakarta saya sudah tahu bahwa
Steven menderita leukemia, hanya jenisnya belum diketahui. Steven juga
tanya! Pak! Kenapa sedih sekali mukanya, ada apa Pak? Saya tetap tidak
beritahu dia, saya hanya bilang, Steven, kamu harus kuat ya, ikuti apa
kata Bapak ya, dan Steven mengangguknya," beber ayah 2 putra ini dengan
wajah sedih.
Di Singapura kurang lebih 2 bulan lebih Tayen sudah
mengeluarkan biaya 1 miliar rupiah lebih untuk mencari kesembuhan putra
pertamanya. Namun itu sepertinya sia-sia, karena semakin hari Tayen
semakin tidak percaya dengan kenyataan bahwa anaknya tetap terbaring di
salah satu rumah sakit kelas atas di negeri singa itu. Kekuatan doa dan
dukungan keluarga besar membuat Tayen kuat menghadapi ini semua.
Motivasi tiada henti darinya untuk sang putra agar tetap kuat dan
semangat dalam melawan penyakit ini.
"Saya yakin Tuhan punya
rencana dan kehendak yang berbeda buat saya melalui Steven, bayangkan,
seorang anak kecil umur 12 tahun menderita leukemia 2 jenis sekalian,
kalau bukan karena campur tangan Tuhan Steven sudah habis semenjak di
Jakarta, tapi kenyataannya tidak demikian, Steven sangat tegar dan kuat
walau usianya baru 12 tahun. Bahkan di Singapura dia pernah marahin
dokter tapi dalam bahasa Indonesia, gimana si dokter ini, rawat Steven
ko ngga sembuh-sembuh," kisah Tayen.
Keputusan keluarga bahwa
Steven kembali ke Jakarta dan jalani pengobatan di Jakarta. "Kata Ibu
saya saat di Singapura, dokter bilang penyakit ini tidak ada obatnya,
tapi saya tetap berdoa mencari solusi pengobatan lain. Suatu ketika saya
mencoba membuka internet dan syukur Tuhan saya menemukan XAMthone plus.
Saya langsung menghubungi agenya dan membelinya," uajrnya.
Selama
2 bulan Steven sudah minum 48 botol XAMthone plus, setelah itu
dikombinasikan dengan Madu Kunyit Putih dan Kapsul Temu Putih. Total
sampai Agustus tanggal 11 2011 sudah 70 botol XAMthone plus yang diminum
oleh Steven. Hasilnya, STEVEN SEMBUH dan sudah bersekolah kembali.
"Mujizat itu nyata bagi siapa yang memercayainya," ujar Tayen.
Tuhan
telah memakai XAMthone plus untuk membantu Steven keluar dari cobaan
maha berat ini, Tuhan telah menguji Steven dengan sangat keras, dan
Steven berhasil melaluinya. Steven berterima kasih pada Tuhan yang telah
memberkati XAMthone plus.
Sebenarnya masih banyak kisah sedih nan
memilukan dari keluarga ini selama mengobati Steven, tetapi tidak kami
tuliskan semuanya di sini. Mulai dari pengalaman keluarga Tayen dengan
cara penanganan medis terhadap Steven di Jakarta, juga di Singapura,
sampai kembali lagi ke Jakarta.
Namun kami meyakini kisah ini
sudah cukup memberi kekuatan bagi sesama kita khususnya orang tua atau
anak-anak yang mengidap penyakit yang konon bisa membunuh pasiennya
dalam hitungan hari. Apa kesimpulan dari kisah ini? Silakan menyimpulkan
sendiri, namun 1 poin terpenting dalam kisah ini adalah DOA. Doa
mengubah segalanya, dan dengan DOA pulalah Tayen bisa menemukan XAMthone
plus, dan akhirnya anaknya juga sembuh. Semoga testimoni bermanfaat
bagi kehidupan kita, salam sehat selamanya. Tayen Syah, Jakarta, kepada
USB News. |
No comments:
Post a Comment